Unknown
On Rabu, 20 November 2013
Tumbuh perlahan lahan melebihi tempat
yang mengubur benih asalnya, tidak secangkir penuh air pun masih bisa
menghidupinya, sehelai demi sehelai benda berwarna hijau seakan jatuh
berguguran dihari itu, dan hanya tersisa dua buah benda cantik bersinar dengan cahaya
merah.
Sinar
mentari indah sudah mulai terbentuk di jagat raya, tapi hanya kegelapan yang
ada dipenglihatan seorang gadis manis dengan rambut terurai dan sebuah pensil
yang menusuk rambut kusutnya itu
“Heh anak manja bangunnnnnn......”
Teriakan seseorang membentuk guratan guratan merah dikegelapan sang gadis
“Aaaahhh” gumam gadis itu sembari memukulkan
tangan yang tak ada arahnya.
“Ehh hehh masa anak cewe jam segini belum
bangun duhh malu maluin ahh cepet bangun, kalo dalam hitungan ketiga belum
bangun gue pegang telinga lo nih, satuu.... duaa....”
“Ahhhh ampun ampun...” belum juga
selesai berbicara gadis itu segera momotong bicaranya karena memang ia merasa
risih apabila dipegang telinganya
“Aahhh elu cepetan mandi heh udah mah
tidur dimeja, susah bangun deuih euhh dasar”
“Iyahh cerewet iyah, awas ah keluar
cepet keluar !!” Ujar gadis itu sembari mendorong orang yang mengganggu
tidurnya.
Kaos
merah dengan celana jeans menjadi pilihan seorang gadis cantik yang akan
mengawali hari dengan detik demi detiknya dipenuhi berbagai hal yang harus
ditampung di otak. Sebenarnya tak ada sedikitpun niat untuk mempunyai hari yang
ia anggap sangat membosankan ini, tapi demi perintah dari seseorang yang dari
kecil sudah menemani hidupnya dan selalu ada untuknya dalam keadaan apapun, ia
turuti kata-katanya.
Langit gelap membentang dengan
keindahan bintang mendukung setiap jiwa untuk memejamkan mata.
“Hooowwaahh, ngantuk zal ngantuk duhh”
ujar gadis itu dengan perlahan-lahan akan merebahkan kepala ke tangannya dimeja
“Ahhh elu baru juga jam8, euhh payah
payah” jawab laki-laki tanpa melepaskan tangannya dari pensil
“Iiihhh dari kemaren mata gue diisiin
angka huruf laaa segala macem pokonya sampe ka penuh gini nih liat liat” Jelas
Risa sambil memperlihatkan matanya lebar-lebar pada sahabatnya itu.
“Ahhh lebay luu lebay, udah cepetan heh
besok kan UN ayoo atuh semangat semangattttt” Ujar seorang laki-laki bernama
Rizal
“Aaaahhhh” Kepala Risa mendarat tepat
dikedua punggung tangannya yang ditumpuk.
“Hehh saa hehh” Ucap Rizal menepuk pipi
Risa pelan
“Ihhh anak ini belum juga sedetik merem
udah mimpi, ahh dasar kodok” Tegas Rizal lagi
“Ehhhhh gue denger cebong!!” Risa
berkata dengan mata terpejam
“Sa, gue mau ngomong serius nih. Gue
titip jaga mama papa lu, banggain mereka, bahagiain terus mereka, jangan kaya
gue Ris ! nyesel banget ga bisa banggain mereka saat mereka masi ada, untung
elu masih punya mereka, jangan di sia-siain, belajar yang bener Ris!!” Seketika
pandangan laki-laki itu kosong, Risa dengan cepat mengangkat wajah cantiknya
dari meja.
“Ayo zal satu bab lagi” ucap Risa
memecah keheningan.
Teriknya
semangat sang mentari mendukung terbentuknya senyuman lebar di setiap orang
yang meskipun baru selangkah kaki meninggalkan kelas, tapi seorang gadis cantik
masih tetap menunjukan kebingungan seraya kedua bola matanya berjalan cepat ke
kanan mengikuti kalimat yang sudah disesuaikan, hanya tersisa ia seorang diri
disuatu kelas, berdegup kencang tak menentu, suara dari sebuah pensil yang
dipukulkan pelan ke meja menambah suasana tegang pada 3nomor terakhir.
Terdengar suara dari luar jendela “Hehh... hehh..” suara itu mengharuskan sang
gadis meliriknya, hanya senyuman manis yang dilontarkan orang dari balik
jendela, tapi bukan hanya senyuman melainkan pembentuk semangat yang dirasakan
sang gadis.
“Aaaaaaaahhh gue berhasil zal berhasil”
ucap Risa sembari menggoncangkan pelan badan sahabat dari kecilnya itu.
“Ahahaha makin cantik kan lu kalo dikit
adaan tuh isi otaknya hahaha” ujar Rizal tertawa cekikikan.
“Aaaahhh eluu bisa aja hihihi” Risa
hanya merasa bangga
“Ehh tumben ga marah lu kodok” Ujar
Rizal lagi
“Oh harus gue marah harus ??” Tantang
Risa
“Eleuuhhh ngambek ini tuan putri
hahaha” Ledek Rizal.
“Aahhh udahh ayoo ahh ikut gue, manyun
aja lu cepet gue traktir nih” Ucap Rizal lagi sambil menarik lengan Risa
“Assssiiikkkkk... ayo ayo haha !!”
Jawab Risa tanpa pikir panjang.
Kenikmatan
sebuah makanan yang sangat disukai dan tanpa mengeluarkan sepeserpun uang itu
dirasakan oleh Risa disalah satu tempat makan Ibu Kota.
“Aaaaa makasih zal makasiihhhh...”
Kesenangan terbentuk diwajah Risa
“Iyah kodok iyah hahaha” Ucap Rizal
sembari mengacak-acak rambut sahabat kecilnya itu.
“Aahhh rusak atuh cebong ebel aahhh...
Ehh ada acara apa ini teh eung ?” Ucap Risa
“Nihh baca !” jawab Rizal seraya
memberikan sebuah majalah
Hanya terlihat beberapa foto
pemandangan nan indah, tapi sesuatu berharga tersurat diatasnya “Rizal Saputra
Pemenang Kontes Fotograpy”
“Aaaaaaaa selamat zal selamat, ahh
kenapa ga bilang dari tadi ahh elu! Aahh selamat pokonya, wahh hebat eung
sahabat gue haha karna dari kecilnya sama gue tuh elu hahahaha, bangga banget
nih gue haha” Hebohnya Risa kumat saat tau sahabatnya itu menjadi juara .
“iyah Ris emm mungkin Papa Mama gue
juga bangga sama ini, emm gue kangen senyuman mereka Ris, gue pengen banget
dipeluk mereka, gue sayang banget sama mereka, semua yang gue lakuin disini
buat Papa Mama gue Ris” Pandangan kosong seketika terbentuk di diri Rizal
“Sutt iyah Zal gue ngerti, yang sabar
yah” hanya kata sabar yang bisa Risa lontarkan, tak bisa dipungkiri perasaan
Risa ikut terbawa.
“Jangan sia-siain waktu yah Ris,
banggain Mama Papa dari sekarang” Ucap Rizal lagi yang belum terhenti dalam lamunan
yang kosong.
“Iyah Zal pasti” Jawab Risa
“Sekarang gue pengen banget ketemu Mama
Papa” Dua titik bening diujung mata seketika terbentuk.
“Tik... tikk.. tiikk..” Setitik demi
setitik air jatuh dari langit biru, suasana sangat mendukung perasaan kedua sahabat
tadi.
“Hemm, pulang yu Zal ahh ujan nih”
Pinta Risa yang tak ingin sahabatnya terus mengingat kejadian 3tahun lalu.
“Ehh iyah ayo” Rizal tersadar dari
lamunannya.
Seorang laki-laki dengan sebuah kamera
dikalungkannya dan kaos biru yang kebetulan adalah pemberian dari sahabat kecil
yang sangat ia sayangi. Ia siap naiki motor gagah berwarna merah dengan tulisan
Ninja.
“Yoo naekl” Ujar Rizal. “Ehh ehh bentar
bentar !!” Ujar Rizal lagi.
“Apa zal ?” tanya Risa
“Nih gue bikin ini, susah tau buat
ukiran teh hihi tapi demi elu laa gue buatin haha kasian entar nangis gera
hahaha, bagus yahh bagus yahh ??” Ucap Rizal sembari mengeluarkan sebuah gantungan
ukir
“Waahhh bagus bangett aaaaaa banget
banget bangettt... makasih yaa makasiii... elu emang sahabat gue yang paling
paliinggg paling nyebelin ngeselin tapi paling gue sayang aaaa makasih banget
makasih bangetttt....” Ucap Risa dengan
kegirangan sembari merebut gantungan ukir ditangan sahabatnya tadi
“Aaaaahhh eluu kalo udah kumat gini
duhh sambil ngehina lagi duh hahaha” Ujar Rizal dengan wajahnya yang tertawa
tak bisa ditahan
“Ahh iyah atuh iyah cakep cakep cakep”
Jawab Risa
“Dihh baru sadar lagi gue cakep hahaha”
Tertawa puas Rizal
“Ahh ayo ah makin gede nih ujannya,
malah ketawa mulu luu haha” Ajak Risa
“Baik tuan putri yang paling udik haha”
Ucap Rizal
“Ehh gue udik karna dari kecil gaulnya
sama elu terus hahahaha” Jawab Risa
“Ihhh sialan luu,, ahh ayo naek hahaha”
Ajak Rizal lagi sembari tak bisa berhenti tertawa.
Molekul
molekul air terasa sangat membasahi seluruh tubuh bahkan dinginnya seakan-akan membuat
bulu menari-nari, aliran deras yang jatuh ke tanah mengharuskan seorang
laki-laki mengencangkan tangan mempercepat laju motornya, embun dari air deras
sangat mengelabuhi penglihatan.Tikuangan
sangat tajam diterjang dengan kecepatan diatas rata-rata dan licinnya jalan
raya membuat sang roda melaju tanpa keseimbangan. Seketika,”Aaaaaaaaaaaa”
gelap......
“Rizal...” seorang gadis terbangun dari
gelapnya
“Rizal dirumahnya Ris” jawab sang mama
“Tadi Rizal sama Risa jatoh di motor
mah” ujar Risa
“Hemm” Jawab Mama singkat
“Ahh Risa mau ke Rizal dulu yah mah”
Risa seketika bangun dengan semangat
“Ehh mau ngapain kamu kesana ihh” Ujar
sang Mama dengan cepat
“Yaa mau liat keadaannya mah, kasian
kan jatohnya sama Risa” Jawab Risa
“Ga usah Ris pikirin keadaan kamu aja,
kaki kamu juga luka tah” larang sang Mama
“Ihh ga apa apa ah mamah mah” Ujar Risa
sembari berjalan kurang normal ke arah pintu.
“Krekk !!!” Tangan Risa membuka pintu.
“Rizal udah ga ada Ris” dengan mata
berkaca-kaca Mamanya berucap. Tanpa pikir panjang Risa menoleh ke arah sang
Mama
“Hahh maksudnya ?” pandangan Risa
terfokus pada sang Mama. Mama seketika berlari kearah Risa dan memeluk dengan
tetesan-tetesan air matanya.
“Apa mahh apa ada apa ihh ?” titik
titik bening dimata Risa mulai terbentuk
“Sebenernya tadi bukan jatoh tapi
tabrakan sama mobil dan Rizal terlempar jauh dari tempat itu Ris” Tangisan sang
mamah semakin menjadi-jadi.
Bisu terdiam diri diiringi tetesan air
mata yang tak ada hentinya, ia menjerit dalam bunyi yang terdiam. Matanya
tertuju pada sebuah tumbuhan tak berdaun dan hanya terlihat dua bunga cantik,
diranting bawah bunga itu ia pasangkan sebuah gantungan ukir yang sangat
berarti.Pikirannya seketika melambung pada tumbuhan itu yang dulu ia
perjuangkan bersama sang sahabat. Bersusah payah menumbuhkan benih yang sangat
kecil menjadi sesuatu yang begitu indah. Bagaikan persahabatan....